Wednesday, August 25, 2010

WWF Tetapkan Ribuan Ha Konservasi Laut Baru

Rata PenuhPadang (ANTARA News) - Dana suaka margasatwa (World Wildlife Fund/WWF), satu lembaga konservasi yang mempunyai visi melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia, menargetkan untuk membantu pemerintah menetapkan 700 ribu hektar Kawasan Konservasi Laut baru yang dikelola dengan baik.

"Target tersebut bagian dari kerjasama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan WWF yang disepakati Senin (23/8), untuk meningkatkan keberlanjutan pengelolaan sumber daya ikan," kata Kepala Pusat Data, Statistik dan Informasi KKP, Soen`an H. Poernomo, dalam siaran persnya di Padang, Rabu.

Soen`an mengutip hal itu dari Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, M. Syamsul Maarif dan mengatakan WWF juga mendorong terjadinya reformasi pada sektor perikanan menuju praktek-praktek perikanan yang berkelanjutan, khususnya untuk perikanan tuna, kerapu, kakap dan udang budidaya.

Di sektor produksi perikanan, katanya WWF telah menyusun berbagai panduan praktek pengelolaan perikanan terbaik, dengan tujuan akhir memperoleh sertifikasi ekologis dari Marine Stewardship Council (MSC).

"Kerjasama kedua lembaga ini bertujuan mewujudkan upaya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab baik di dalam maupun di luar kawasan konservasi, serta memperkuat upaya-upaya KKP dalam rangka memenuhi kebijakan dalam hal ketahanan pangan (food security) dan keberlanjutan pangan (food sustainability) terhadap produk-produk perikanan," katanya.

Ruang lingkup kerjasama adalah mendorongkan praktik perikanan yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab, praktek pengelolaan kawasan terbaik, penelitian dan kajian kebijakan perikanan dan pengelolaan sumber daya laut, pendidikan dan penyuluhan serta kampanye mengenai konservasi ekosistem laut, dan perlindungan satwa laut terancam punah.

"Kerjasama tersebut sendiri berlangsung empat tahun, dan akan dievaluasi setiap tahunnya," katanya.

Untuk setiap program kerjasama dibawah payung nota kesepahaman itu, maka kedua lembaga akan membuat perjanjian kerjasama sebagai turunan dari kesepakatan, sesuai dengan kebutuhan teknis terkait.

Ruang lingkup kerjasama KKP dengan WWF meliputi, penciptaan dan pengembangan usaha perikanan Indonesia yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, optimalisasi dan efektifitas pembangunan, pelaksanaan, dan pengembangan kawasan konservasi laut, termasuk terhadap flora dan fauna laut yang dilindungi dan terancam punah.

Berikutnya, fasilitasi upaya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, baik di lingkup nasional maupun regional, penyelenggaraan kegiatan pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan kampanye publik mengenai konservasi sumber daya kelautan dan perikanan beserta ekosistemnya.

Penelitian dan pengembangan serta kajian kebijakan, terkait dengan konservasi sumber daya kelautan dan perikanan beserta ekosistemnya.

Ia mengatakan, kini KKP telah menetapkan visi, Indonesia sebagai negara penghasil produk perikanan terbesar pada tahun 2015.

Namun demikian, peningkatan produksi tersebut dilaksanakan dengan tetap memperhatikan perlindungannya sebagaimana tertuang pada salah satu grand strateginya ujar Syamsul.

Memperkuat upaya pelestarian sesungguhnya berarti melindungi ketersediaan pangan dari laut dalam jangka panjang.

WWF dengan kapasitasnya sebagai organisasi konservasi akan sangat membantu kerja pemerintah khususnya melalui program-program penelitian bersama, dalam penyusunan rencana pengelolaan dan penyelenggaraan kegiatan pelatihan dan kampanye publik lanjut Syamsul.

Sektor kelautan dan perikanan berkontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 3,12 persen pada tahun 2009 atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2008 sebesar 2,75 persen.

Pendapatan Negara berupa devisa dari ekspor produk perikanan mencapai 2,4 milyar dolar AS pada tahun 2009, sekaligus menjadi sumber mata pencaharian penduduk Indonesia yang mencapai 6,43 juta orang atau meningkat sebesar 3,54 persen dari tahun 2008.

Dalam beberapa tahun belakangan ini laju pertumbuhan produksi perikanan budidaya meningkat lebih signifikan dibandingkan dengan perikanan tangkap.

Kegiatan perikanan budidaya sangat strategis karena menjadi andalan KKP kedepan dalam menjaga ketersediaan protein hewani yang terjangkau.

Sumber http://antaranews.com
»»  read more...

Thursday, August 19, 2010

Satwa di KBS Terancam

Surabaya (ANTARA News) - Dua satwa penghuni Kebun Binatang Surabaya (KBS), yakni kanguru dan singa mati, serta sejauh ini belum diketahui secara pasti penyebabnya, kata hubungan masyarakat (Humas) KBS, Agus Supangkat.

Senin pekan lalu seekor kanguru tanah berjenis kelamin betina mati di usia 6 tahun, kemudian seekor singa Afrika berjenis kelamin betina bernama Leli berusia 17 tahun mati pada Rabu kemarin, ujarnya di Surabaya, Kamis.

Agus mengatakan, kematian dua koleksi kebun binatang itu masih dalam tahap penelitian, pasalnya belum diketahui secara pasti penyebab kematian dua hewan tersebut.

"Kami masih belum bisa menyimpulkan penyebab kematian Kanguru dan Singa, sebab organnya masih akan dibawa ke laboratorium di rumah sakit. Mungkin hasilnya baru diketahui tiga pekan lagi," ujarnya.

Dari dua kematian hewan tersebut, kata Agus, kematian Kanguru memang masih bisa dikatakan misterius. Pasalnya, pihaknya tidak mengetahui ada tanda - tanda yang menunjukkan kanguru dalam keadaan sakit. "Untuk kematian kanguru ini masih dalam penelitian tim dokter," tutur dia.

Berbeda dengan kematian Leli. Menurut Agus, singa Afrika tersebut sudah menunjukkan tanda - tanda sakit sejak pekan lalu. Ini terlihat karena Leli tidak mau makan meski petugas sudah memberikan makanan.

"Leli memang sudah sakit, ia tidak mau makan. Petugas juga kerap membantu memberinya makan, tapi karena kondisi yang sudah lemas, Leli tetap enggan untuk makan," terangnya.

Dijelaskan Agus, Leli merupakan hasil pemberian dari Taman Safari Indonesia Prigen pada tahun 2004 lalu. Namun, sejak tidak mau makan, petugas memberinya pengawasan ekstra. "Makanya singa tersebut dalam pengawasan dokter hewan di KBS," paparnya.

Ia menimpali, "Untuk singa yang lainnya masih sehat. Kendati demikian, kami tetap melakukan pengawasan terutama untuk menjaga kesehatannya."

Tim manajemen sementara KBS tidak bersedia memberikan konfirmasi tentang kematian dua satwa tersebut. Tonny Sumampou, Sekretaris Jenderal Perhimpunan KBS, kepada wartawan di KBS Surabaya, meminta agar permasalahan tersebut ditanyakan langsung ke dokter Liang, selaku dokter hewan KBS.

"Silahkan tanya ke dr. Liang, kita sedang rapat," kata Tonny.

Sedangkan, dr. Liang Kaspe, ketika dihubungi melalui telepon selulernya membenarkan adanya dua satwa KBS yang mati, namun ia juga belum bersedia menjelaskan secara detail peristiwa tersebut. "Ya, memang benar ada satwa yang mati," paparnya.

Peristiwa kematian dua satwa tersebut menambah daftar panjang kematian hewan di KBS. Selama Juni 2010, terdapat kasus kematian hewan secara beruntun. Diantaranya adalah rusa sambar jantan, anak rusa Bawean betina, ikan hias, komodo, babi rusa betina dan anak rusa sambar betina.
(T.ANT-165/P003)

Sumber http://antaranews.com
»»  read more...

Sunday, August 15, 2010

Posting via Email

Buat teman-teman semua : Jika ada tulisan yang mau diposting di blog Cova35, postingan dapat dikirim lewat email ke alamat cova35.fahutan-ipb@blogger.com
Tulisan langsung dipublish tanpa ada editan isi postingan.

Trims

»»  read more...

Tuesday, August 03, 2010

Lomba Photo Konservasi 2010

Persyaratannya yaitu (1) Terbuka untuk umum, (2) Peserta lomba tidak dipungut biaya, (3) Pemotretan dilakukan di kawasan TN di seluruh Indonesia, (4) Karya harus orisinil dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk apapun, (5) Pemotretan dapat dilakukan dengan menggunakan media film maupun digital, tanpa melakukan rekayasa pasca pemotretan, (6) Foto cetak dikirim tanpa alas karton maupun bingkai, dengan ukuran sisi terpanjang 25 - 30 cm, (7) Untuk kepentingan pemeriksaan keabsahan keaslian film, pemenang yang menggunakan media film diwajibkan menyerahkan film negatif asli (bukan reproduksi) sebelum penyerahan hasil pemenang. Sedangkan pengguna media digital, diwajibkan menyerahkan hasil karyanya dalam bentuk CD (minimal image size 3 mega pixel), (8) pengiriman foto disertai informasi : identitas peserta (nama lengkap, alamat, nomor telp dan email), judul foto, lokasi dan tanggal pemotretan, keterangan foto (± 30 kata), (9) setiap peserta dapat mengirimkan maksimal 3 buah foto, (10) Foto yang dapat diikutsertakan adalah hasil pemotertan tahun 2000-2010.

Juara umum akan mendapatkan Kamera Canon EOS 50D KIT 18-55IS+piagam penghargaan, Juara I : Kamera Canon EOS 550D KIT 18-55IS, Juara II : Kamera Canon EOS 450D KIT 18-55IS+piagam penghargaan, Juara III : Kamera Canon EOS 1000D KIT 18-55IS+piagam penghargaan. Juara harapan 10 besar akan mendapatkan hadiah hiburan dan piagam penghargaan.

Batas waktu pengiriman yaitu 20 September 2010 (cap pos). Foto dikirim ke Panitia Lomba Foto Konservasi, Pusat Informasi Konservasi Alam, Jl. Pajajaran 79, Warung Jambu, Bogor. Informasi lebih lanjut bisa menghubungi Erwin 08128935654, Eva 08129456148, atau email pika@indo.net.id. Pemenang lomba akan di umumkan tanggal 6 Oktober 2010 di website http://www.dephut.go.id/ dan pemberitahuan langsung kepada pemenang melalui telpon atau email (#).

»»  read more...