Thursday, April 26, 2007

TIP GAYA HIDUP HIJAU

Apa yang DAPAT KITA LAKUKAN untuk menekan Pemanasan Global?

Pemanasan global disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (biasa disebut emisi karbon) yang berkumpul membentuk lapisan di atmosfer. Emisi ini dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia, terutama yang terkait dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, batubara dan gas).

Oleh karena itu, untuk menekan laju terjadinya pemanasan global, hal yang utama yang harus kita lakukan adalah mengurangi kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan bahan bakar fosil. Adapun hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan antara lain:

  1. Kurangi konsumsi BBM dengan mengurangi penggunaan mobil/motor
  2. Untuk jarak dekat, gunakan kendaraan tak bermotor (seperti sepeda) atau berjalan kaki untuk menempuh jarak dekat.. Selain hemat energi, hal ini akan membuat Anda bugar!
  3. Gunakan kendaraan umum untuk perjalanan yang jauh. Transport umum merupakan cara terbaik untuk mengurangi emisi karbondioksida dari kendaraan
  4. Jika harus menggunakan mobil/motor, upayakan untuk berbagi dengan mereka yang perjalanannya searah (car pooling). Anda bisa ikut serta dalam www.nebeng.com)
  5. Jika harus memiliki kendaraan pribadi, pilihlah yang penggunaan bahan bakarnya hemat dengan jenis bahan bakar yang bersih (seperti pertamax, BBG, bio-diesel, dan bensin 4 tak utk motor)
  6. Usulkan kepada Pemda untuk menyediakan kendaraan umum yang cepat, nyaman, dan ekonomis
  7. Hindari bepergian dengan pesawat terbang apabila jarak tempuh kurang dari 500 km
  8. Apabila harus menggunakan mobil, perhatikan hal-hal berikut:
  • Matikan mobil apabila menunggu lebih dari 30 detik
  • Cek tekanan ban mobil, karena apabila tekanan kurang 0,5 bar dari normal akan meningkatkan penggunaan bahan bakar sebesar 5%
  • Usahakan untuk tidak memanaskan mobil dalam posisi berhenti. Mobil akan lebih cepat panas apabila dikendarai, sehingga Anda akan menghemat bahan bakar
  • Turunkan bagasi apabila Anda tidak membutuhkannya lagi, karena 100 kilo beban akan menambah penggunaan 1 liter bahan bakar lebih banyak dalam jarak 100 km
  • Pastikan kendaraan Anda hemat BBM
  • Lebih baik lagi jika kendaraan yang dipakai menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, seperti BBG
  • Coba mengurangi jarak tempuh perjalanan kendaraan Anda tiap minggunya. Semisal, gunakan kendaraan antar jemput bersama untuk ke kantor atau ke sekolah
»»  read more...

Nanam Pohon Ga Bakalan Rugi

»»  read more...

Badak Borneo Berhasil Difoto

KUALA LUMPUR – Worlwide Fund for Nature (WWF) menyatakan jebakan kamera mereka berhasil merekam gambar badak di hutan Sabah, Borneo, atau biasa kita sebut Kalimantan.

Badak yang difoto ini diyakini satu dari tinggal 13 ekor saja di negara bagian Sabah, Malaysia. Sedang di kawasan lain Kalimantan diduga sudah tidak ada lagi badak. Keberadaan badak di Kalimantan ini sudah diumumkan sejak setahun lalu oleh WWF.

“Badak di Sabah ini hidup dalam hutan yang sangat rapat hingga jarang dilihat, ini penyebabnya mengapa selama ini belum ada foto badak di alam,” demikian penjelasan dalam rilis WWF.

Lebih lanjut diutarakan bahwa upaya pemotretan dengan pemicu jebakan ini dalam rangka konservasi yang bertujuan meningkatkan populasi badak melalui penelitian kebutuhan, pencegahan perburuan liar dan pelestarian habitatnya. “Ini menjadi titik awal bangkitnya upaya pelestarian badak di Sabah,” jelas Mahedi Andau, direktur departemen satwa liar (wildlife) Sabah.

“Memang jumlah total badak di Borneo tidak jelas, tetapi kita meyakini jumlahnya sangat, sangat sedikit. Mendapatkan gambar badak setelah penempatan kamera hanya dalam beberapa bulan merupakan hal yang luar biasa,” ujar dia.

WWF menyatakan juga bahwa ada beberapa badak lainnya di Sabah selain ke-13 ekor, mereka tersebar di negara bagian itu dan saling terpisah. Sabah, Serawak dan Brunei Darussalam merupakan bagian utara dari Kalimantan. Selain dari laporan di Sabah ini tidak ada laporan lain selama 20 tahun ini di seluruh Kalimantan. Menurut para pakar kemungkinannya badak sudah punah dari bagian lain di Kalimantan.

“Mereka hewan yang pemalu dan tidak pernah ditemukan hidup di alam,” ungkap Raymond Alfred dari WWF Malaysia. Foto yang dihasilkan menunjukkan satwa yang dewasa dan sehat yang bisa mendapatkan pakannya di hutan. “Kami berharap bisa mendapatkan lebih banyak foto lagi pada bulan-bulan mendatang supaya bisa didapat gambaran mengenai populasi badak yang kecil dan ringkih ini,” lanjut dia.

Badak Borneo ini diduga merupakan sub-spesies dari badak Sumatera. Jadi berbeda dengan badak di pulau Sumatera dan juga di Semanjung Malaysia. Badak Sumatera sendiri juga termasuk satwa langka yang sudah nyaris punah akibat perburuan liar dan rusaknya hutan habitat mereka. (pr/ads)

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0606/19/ipt01.html

»»  read more...

Tuesday, April 17, 2007

Masih inget waktu kita kumpul-kumpul di Cisarua sekitar bulan Nopember 2003? Waktu itu Pungky jatuh dari puteran. Inget ??? Semua kegiatannya khan sempet di shoot handycam dan hasilnya yang udah dalam bentuk VCD ternyata udah jadi [senebere udah lama sich jadinya].. Editing dibikin bener2 cretive oleh adiknya Ambon, dijamin kalo dah pada nonton pasti bakalan ngakak semua. Film ini berdurasi 18’14” dan filenya berukuran 2.54 MB. Kalo rekan2 semua pengen dapetin VCD ini silahkan untuk kreatif sendiri, yang pasti VCD tersebut ada di Ambon dan Gw punya bajakanya.

»»  read more...

Pemanasan Global

Mengurangi emisi gas rumah kaca yang merupakan sumber penyebab pemanasan global, biasa di sebut mitigasi, adalah tindakan penting. Namun yang tidak kalah pentingnya untuk dilakukan adalah kegiatan adaptasi, yaitu melakukan kegiatan yang dapat mengurangi dampak ekstrem pemanasan global bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya.

Kegiatan ekonomi masyarakat contohnya seperti di Indonesia yang bersandar pada sumber daya alam sangatlah rentan akan dampak perubahan iklim. Sektor pertanian, kesehatan, perikanan, kelautan, pariwisata, kehutanan, dan perindustrian merupakan sektor-sektor kritis yang paling terkena dampak.

Hal lain yang penting dilakukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat agar sehari-hari melakukan tindakan ramah lingkungan (tip gaya hidup hijau) untuk menghambat laju pemanasan global. Jika semua pihak telah melakukan tindakan secara kolektif, maka laju kenaikan suhu rata-rata bumi secara global dapat kita tekan.

»»  read more...

Friday, April 13, 2007

Anggota Baru Cova Junior

Selamat buat ibu Rofiko atas kelahiran putra pertamanya yang lahir pada hari Kamis, tanggal 12 April 2007, pukul 19.15 WIB di Jogjakarta.

Semoga menjadi anak yang saleh, berbakti pada kedua orang tua, berguna bagi nusa dan bangsa serta agama. Pinter, lucu, tapi jangan terlalu cuek kaya ibunya.

Sang buah hati diberi nama KAULAN SAKILAN (artinya kira2 apa ya Ko?). Mudah2an photonya bisa disharing disini, biar kalo ada yang tertarik langsung daftar, cowo loh anaknya. Jadi kaya Ajoe misalnya yang punya anak cewe bisa langsung menjodohkannya dari sekarang ^_^
»»  read more...

Departemen Kehutanan Rekrut Seribu Sarjana

Koran Tempo, April 11, 2007

MAKASSAR -- Departemen Kehutanan tahun ini merekrut seribu sarjana yang bertugas sebagai tenaga pendamping, pengawas, sekaligus penyuluh masyarakat untuk pelestarian hutan. "Mereka juga akan mengawal program gerakan rehabilitasi hutan dan lahan," ujar Menteri Kehutanan M.S. Kaban kemarin.

Proses rekrutmen dilaksanakan pada September-November, bersamaan dengan kegiatan penanaman yang melibatkan perusahaan swasta dan masyarakat. Para sarjana nonpegawai negeri sipil itu akan mendapatkan honor melalui anggaran negara dengan masa kontrak kerja satu hingga tiga tahun.
»»  read more...

Sejarah Hari Bumi

Tiga puluh tahun yang lalu pada 22 April 1970, hari Bumi untuk pertama kalinya diselenggarakan di Amerika Serikat, atas prakarsa seorang senator, Gaylord Nelson. Embrio gagasan Hari Bumi dimulai sejak ia menyampaikan pidatonya di Seattle tahun 1969, tentang desakan untuk memasukkan isu-isu kontroversial, dalam hal ini lingkungan hidup, dalam kurikulum resmi perguruan tinggi mengikuti model teach in mengenai masalah anti perang. Gagasan Nelson mendapat dukungan yang mencengangkan dari masyarakat sipil.

Dukungan ini terus membesar dan memuncak dengan menggelar peringatan HARI BUMI yang monumental. Majalah TIME memperkirakan bahwa sekitar 20 juta orang turun ke jalan pada 22 April 1970. Nelson menyebutkan fenomena ini sebagai 'ledakan akar rumput yang sangat mencengangkan' dimana : " Masyarakat umum sungguh peduli dan Hari Bumi menjadi kesempatan pertama sehingga mereka benar-benar dapat berpartisipasi dalam suatu demonstrasi yang meluas secara nasional, dan dengan itu menyempaikan pesan yang serius dan mantap kepada para politisi untuk bangkit dan berbuat sesuatu ".

Menurut berbagai analisis ledakan ini muncul karena bergabungnya generasi pemrotes tahun 60-an (bagian terbesar adalah pelajar, mahasiswa, sarjana) yang terkenal sebagai motor gerakan anti-perang, pembela hak-hak sipil yang radikal. Sebuah perkawinan antara pemberontakan 60-an dan kesadaran lingkungan tahun 60-an. Hari Bumi yang pertama ini di Amerika Serikat merupakan klimaks perjuangan gerakan lingkungan hidup tahun 60-an untuk mendesak masuk isu lingkungan sebagai agenda tetap nasional.

Kini peringatan Hari Bumi telah menjadi sebuah peristiwa global. Para pelaksana peringatan HARI BUMI menyatukan diri dalam jaringan global masyarakat sipil untuk Hari Bumi yakni EARTH DAY NETWORK yang berpusat di Seattle. Bila Hari Bumi '70 pertama paling tidak melibatkan 20 juta manusia di AS, Hari Bumi 1990 melibatkan 200 juta manusia di seluruh dunia, maka pada Hari Bumi 2000 diperkirakan terlibat 500 juta manusia di seluruh dunia dengan jargon "making history - making change".

»»  read more...