Thursday, April 26, 2007

Badak Borneo Berhasil Difoto

KUALA LUMPUR – Worlwide Fund for Nature (WWF) menyatakan jebakan kamera mereka berhasil merekam gambar badak di hutan Sabah, Borneo, atau biasa kita sebut Kalimantan.

Badak yang difoto ini diyakini satu dari tinggal 13 ekor saja di negara bagian Sabah, Malaysia. Sedang di kawasan lain Kalimantan diduga sudah tidak ada lagi badak. Keberadaan badak di Kalimantan ini sudah diumumkan sejak setahun lalu oleh WWF.

“Badak di Sabah ini hidup dalam hutan yang sangat rapat hingga jarang dilihat, ini penyebabnya mengapa selama ini belum ada foto badak di alam,” demikian penjelasan dalam rilis WWF.

Lebih lanjut diutarakan bahwa upaya pemotretan dengan pemicu jebakan ini dalam rangka konservasi yang bertujuan meningkatkan populasi badak melalui penelitian kebutuhan, pencegahan perburuan liar dan pelestarian habitatnya. “Ini menjadi titik awal bangkitnya upaya pelestarian badak di Sabah,” jelas Mahedi Andau, direktur departemen satwa liar (wildlife) Sabah.

“Memang jumlah total badak di Borneo tidak jelas, tetapi kita meyakini jumlahnya sangat, sangat sedikit. Mendapatkan gambar badak setelah penempatan kamera hanya dalam beberapa bulan merupakan hal yang luar biasa,” ujar dia.

WWF menyatakan juga bahwa ada beberapa badak lainnya di Sabah selain ke-13 ekor, mereka tersebar di negara bagian itu dan saling terpisah. Sabah, Serawak dan Brunei Darussalam merupakan bagian utara dari Kalimantan. Selain dari laporan di Sabah ini tidak ada laporan lain selama 20 tahun ini di seluruh Kalimantan. Menurut para pakar kemungkinannya badak sudah punah dari bagian lain di Kalimantan.

“Mereka hewan yang pemalu dan tidak pernah ditemukan hidup di alam,” ungkap Raymond Alfred dari WWF Malaysia. Foto yang dihasilkan menunjukkan satwa yang dewasa dan sehat yang bisa mendapatkan pakannya di hutan. “Kami berharap bisa mendapatkan lebih banyak foto lagi pada bulan-bulan mendatang supaya bisa didapat gambaran mengenai populasi badak yang kecil dan ringkih ini,” lanjut dia.

Badak Borneo ini diduga merupakan sub-spesies dari badak Sumatera. Jadi berbeda dengan badak di pulau Sumatera dan juga di Semanjung Malaysia. Badak Sumatera sendiri juga termasuk satwa langka yang sudah nyaris punah akibat perburuan liar dan rusaknya hutan habitat mereka. (pr/ads)

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0606/19/ipt01.html

No comments: